Krisis Ekonomi Politik Global yang Terjadi Dampak Pandemi Covid-19

Penulis : Zsaviery Raihan Wakhyudhy, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

COVID-19, World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa, virus yang bernama Corona ini merupakan virus yang dapat menginfeksi sistem pernapasan. Virus ini pertama kali muncul pada akhir tahun 2019, tepatnya di Wuhan, China. Asal usul dari virus ini kemungkinan besar berasal dari hewan kelelawar. Tidak adanya persiapan pemerintah dalam menghadapi virus Covid-19 ini, maka dengan mudahnya virus ini menular dan menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Penyebaran virus corona pertama kali muncul di Indonesia sejak tanggal 02 Maret 2020, hal ini diduga berasal dari salah satu warga negara Indonesia yang secara tidak sengaja melakukan kontak langsung dengan warga negara asing (WNA) yang sedang terjangkit virus Covid-19. Adanya pandemi ini dianggap sebagai masalah lokal, namum seiring berjalannya waktu virus ini menyebabkan dampak yang besar terhadap ekonomi di kancah global. Penyebaran virus ke sebagian negara di dunia pada akhirnya menjadi permasalahan global hingga krisis global dengan skala besar yang sebelumnya tidak pernah terjadi di dunia.

Munculnya virus Covid-19 telah membuat perubahan kondisi dunia secara besar-besaran, contohnya seperti pada sektor politik, sosial, lingkungan, dan ekonomi. Bidang ekonomi merupakan sektor yang paling terkena dampak dari Covid-19, dapat dilihat dari terjadinya peningkatan angka pengangguran yang terjadi di beberapa negara, hal inilah yang menarik perhatian para petinggi negara untuk mengatasi virus corona serta keefektifan upaya untuk membatasi penyebaran virus Covid-19 ini. Pada awalnya para pemimpin negara beranggapan bahwa krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi ini merupakan hal yang sangat wajar terjadi, namun setelah menyadari pandemi yang akhirnya menyebabkan krisis sangat hebat terutama dalam sektor perekonomian, para pemimpin langsung turun tangan dalam menghadapi kasus Covid-19.

Adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan pada pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak pada kebijakan ekonomi politik global. Pandemi ini telah memunculkan korban di setiap aspek produksi serta permintaan ekspor dan impor kebutuhan global. Meskipun masalah pandemi Covid-19 ini merupakan masalah medis, namun hingga titik ini sudah memiliki dampak negatif yang nyata pada sektor ekonomi, buktinya terjadi krisis ekonomi hingga 190 negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, dunia berada dalam keadaan bahaya krisis ekonomi baru. Para media didominasi oleh komunikasi yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 ini akan menimbulkan kericuhan massa. Hal ini merupakan pengamatan yang dapat dilihat akibatnya secara jelas, yaitu mulai dari meningkatnya angka pengangguran di sebagian besar negara, adanya sekolah dengan metode daring, serta memberlakukan social distancing yang membuat kerentanan terhadap ekonomi sehingga ekonomi global menurun. Negara yang paling terkena dampak dari Covid-19 ini adalah China. Aktivitas sector yang ada di China, manufaktur dan jasa menurun secara drastis di bulan Februari lalu. Kondisi ini, juga dapat dilihat di Indonesia, salah satunya yaitu The Center of Reform on Economics (CORE) melaporkan kondisi ekonomi selama pandemi COVID-19 terjadi lonjakan jumlah pengangguran dan penderita dengan tingkat kematian yang sangat tinggi dalam sebulan terakhir.

Tanggapan pemerintah serta masyarakat atas pandemi Covid-19 ini yaitu melakukan upaya pencegahan, seperti mulai memberhentikan kegiatan tatap muka di sekolah dan Work From Home (WFH) bagi karyawan atau pekerja kantoran. Dampak yang sangat besar tentu terjadi pada UMKM di berbagai wilayah, mereka terpaksa menutup usaha mereka dikarenakan tidak mampu membayar sewa tempat, para pekerja yang tidak digaji, hal ini dikarenakan tidak ada pemasukan.

Pemerintah dari seluruh dunia bergegas untuk membatasi ekspor alat medis karena munculnya kekhawatiran akan kekurangan secara nasional, serta mengancam kemampuan pemerintah lainnya dalam ekonomi global untuk secara efektif dapat memenuhi kebutuhan keamanan dan kesehatan secara langsung. Ekonomi global yang saling ketergantungan di mana keterbatasan antar individu yang dapat membuat negara rentan saat masa kritis. Beberapa negara serta beberapa daerah mulai berjalan dengan caranya sendiri-sendiri dan jauh lebih memprioritaskan kepentingan negaranya. Beberapa dari pemerintahan, perusahaan serta masyarakat dipaksa untuk meningkatkan kapasitas pemerintahannya sendiri, meningkatkan motivasinya untuk menjaga keamanan integrasi ekonomis global serta menciptakan minat bersama. Hal ini akan menciptakan sisi negatif kerangka pemerintahan dampak dari ekonomi global. Pandemi Covid-19 yang menimbulkan krisis ekonomi global, tidak peduli negara besar atau kecil, dan negara tersebut maju atau berkembang. Hingga saat ini, akhir dari pandemi ini masih belum diketahui. Ketidakpastian inilah yang menyebabkan hilangnya kepercayaan publik di seluruh dunia. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mulai merancang dan mengimplementasikan tindakan kebijakan yang agresif dan inovatif dengan waktu jangka panjang, semua kebijakan yang dibuat dalam perspektif demi mencegah atau menghentikan pandemi ini untuk kebaikan bersama.(*)

Beri komentar :
Share Yuk !