PURBALINGGA – Gerakan Sedekah Sepatu tidak hanya memberikan sepatu kepada anak-anak yang membutuhkan, tapi juga memberikan perhatian terhadap kesehatan dan gizi para anak yang berstatus HIV/AIDS. Pada Jumat (17/3), mereka menyalurkan bantuan paket susu dan nutrisi tambahan kepada 15 anak dengan HIV/AIDS di kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Purbalingga.
Ketua Sedekah Sepatu, Puspita Palupi, mengungkapkan bahwa pemenuhan gizi yang baik sangat penting bagi para anak dengan HIV/AIDS untuk bisa bertahan hidup.
Meskipun bantuan yang disalurkan tidak seberapa, ia berharap bantuan tersebut dapat memberikan semangat bagi para anak dan orangtua mereka untuk menatap masa depan yang lebih baik.
Sutaryo, Staff Administrasi dan Umum KPA Purbalingga, mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam pemenuhan gizi para anak dengan HIV/AIDS di Purbalingga. Oleh karena itu, bantuan dari Gerakan Sedekah Sepatu sangatlah berarti bagi mereka.
Kegiatan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Gerakan Sedekah Sepatu di KPA Purbalingga.
Sebelumnya, mereka juga pernah menyalurkan 15 pasang sepatu sekolah dan paket susu dalam kerjasama dengan Milo Indonesia, yang bertajuk “Gerakan 1000 Sepatu untuk Anak Indonesia”.
Semoga bantuan dari Gerakan Sedekah Sepatu dapat memberikan manfaat bagi para anak dengan HIV/AIDS di Purbalingga dan program ini dapat berkelanjutan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Meskipun bantuan yang diberikan tidak seberapa, Yuspita berharap bahwa tindakan ini dapat memberikan semangat kepada anak-anak dan orangtua mereka untuk terus bertahan dan menatap masa depan. Ia juga menyatakan bahwa Gerakan Sedekah Sepatu akan terus memberikan dukungan dan peduli terhadap anak-anak dengan HIV/AIDS di masa yang akan datang.
Menurut Sutaryo, seorang staf administrasi dan umum di Komisi Penanggulangan AIDS Purbalingga, saat ini ada sekitar 300 orang dengan HIV/AIDS di Purbalingga, dan 15 di antaranya adalah anak-anak. Oleh karena itu, bantuan yang diberikan oleh Gerakan Sedekah Sepatu sangat diapresiasi dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mereka.
Sutaryo berharap bahwa program ini dapat berkelanjutan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan keberlangsungan hidup orang-orang dengan HIV/AIDS di Purbalingga.
