BANJARNEGARA – Sampai saat ini Banjarnegara belum menjadi kota tujuan baik pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri maupun kegiatan ekonomi lainnya. Kondisi ini membuat sulit mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir.
Anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara Isnan Rijadi Achmad berharap Banjarnegara bisa menjadi sentra industri penyamakan kulit. “Banjarnegara khususnya di Kecamatan Mandiraja diharapkan bisa menjadi sentra kerajinan kulit. Mulai dari produksi hingga pemasarannya,” paparnya. Harapannya, masyarakat dari berbagai daerah belanja ke Mandiraja untuk belanja barang-barang yang terbuat dari kulit. Antara lain jaket, sepatu, sabuk, tas dan barang lainnya. Kondisi ini akan menaikkan ekonomi dan meramaikan Mandiraja. Jika pasar ramai, maka PAD parkir bisa digenjot.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banjarnegara Muhamad Iqbal mengatakan saat ini pendapatan parkir menurun.
“Dengan adanya kondisi Pasar Sayur yang terbakar dan parkiran berpindah ke Pasar Darurat, sedikit banyak mempengaruhi pendapatan parkir,” kata dia. Sebab masyarakat yang melakukan aktivitas berkurang. “Untuk Banjarnegara potensi parkir dari masyarakat Banjarnegara sendiri. Banjarnegara bukan kota tujuan,” ujarnya.
Dikatakan, kalau melihat di pasar, di pertokoan yang parkir orang-orang itu saja. Bahkan meskipun terlihat ramai, banyak sepeda motor para pedagang pasar yang tidak ditarik parkir.
Selama belum menjadi kota tujuan atau pusat kegiatan baik itu pendidikan, wisata, kesehatan, perdagangan. “Misal punya rumah sakit tujuan rujukan dari berbagai daerah. Itu yang dinamakan kota tujuan. Misal kabupaten lain kulakan ke sini,” kondisi yang terjadi justru malah sebaliknya. “Banyak orang Banjarnegara yang berkontribusi pada daerah lain seperti Banyumas dan Wonosobo. Jarang jarang Banyumas belanja ke Banjarnegara,” ujarnya.
Dia menjelaskan target parkir pada tahun 2022 sebesar Rp 700 juta. “Tercapai 45 persen per akhir Juni 2022,” tututnya.(drn)
