Gus Khayat Blusukan Bawa Pasien ODGJ

Masih ingat KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Alif Baa Mantrianom, Bawang, Banjarnegara?

Iya, dia adalah sosok yang pertama kali siap menyediakan lahan miliknya untuk dipersiapkan sebagai makam jenazah kasus korona, secara ikhlas, saat geger ada penolakan jenazah covid 19, belum lama ini.

Baru-baru ini ada hal yang menarik dilakukan olehnya. Begitu mendapat laporan ada salah satu warga di Kecamatan Madukara ngamuk karena gangguan jiwa, ia segera melangkah melakukan inisiatif untuk menjemputnya untuk mendapatkan penanganan medis.

“Barusan ada warga telpon saya, menyebutkan kalau ada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), mengamuk, keluarganya ketakutan, beberapa barang juga ada yang dirusak. Yang seperti ini harus mendapat penanganan semestinya,” kata Gus Khayat, Minggu (19/4).

Bersama seorang karyawan Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Gus Khayat berangkat menuju rumah penderita gangguan jiwa di Madukara dari pondoknya. Khawatir adanya amukan susulan, Gus Khayat memacu kendaraan pribadinya dengan cukup cepat. Dan nyaris tanpa obrolan panjang. Sekitar 15 menitan sampai di rumah warga tersebut. Lokasi blusukannya lumayan sulit dijangkau, karena jalan yang sempit.

Sepanjang perjalanan, keduanya tidak banyak yang diperbincangkan. Sesekali wirid dan doa terdengar lirih, ketika ditanya adakah doa khusus untuk menenangkan penderita gangguan jiwa, dia membocorkan menggunakan doa Nabi Yunus ketika di perut ikan paus, dan ayat kursi. “Ya doanya itu, insya Allah luluh,” ujarnya diiringi tawa khasnya.

BAWA ODGJ: Gus Khayat saat membawa pasien ODGJ perjalanan menuju tempat perawatan medis.

Benar saja, ketika sampai di rumah penderita, Gus Khayat sejenak diam, nampak konsentrasi, hanya kata ‘Bismilahirohmanirrahim’ yang terdengar agak keras. Tak berselang lama, penderita yang sebelumnya mengamuk meracau itu mudah untuk dibawa ke dalam mobilnya. Dan dibawa ke Rumah Sakit Islam Banjarnegara untuk mendapat penanganan medis.

“Saya punyanya doa, kalau obat kan dokter yang punya. Jadi, saya memaksimalkan doa yang saya punya. Dan selanjutnya, untuk ditangani secara medis,” kata kyai berpenampilan nyentrik yang sudah 24 hari tanpa henti melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah Banjarnegara ini.

Sebenarnya urusan ODGJ, bagi dirinya bukan hal baru lagi. Beberapa tahun silam dirinya sudah berkubang dengan mereka. Menemukan di jalan, di mandikan, menggunakan sabun colek, diberikan air doa, dan sebagainya. “Intinya memanusialan manusia. Saya sudah lama bergaul dengan orang gangguan jiwa, ini seperti potongan fragmen, yang kembali terulang setlah agak lama vakum dari hal tersebut,” sebutnya.

Sepertinya, kubangan dengan orang gangguan jiwa ini bagi Khayatul Makky akan semakin dalam. Khususnya untuk urusan menolong warga dengan gangguan tersebut.

Ia bersama beberapa koleganya dalam waktu dekat, berencana membentuk sebuah panti rehabilitasi untuk gangguan jiwa dan psikotropika di sekitar pondok pesantrennya di Mantrianom Bawang Banjarnegara. “Bismillah, kami sudah berencana akan membangun panti rehabilitasi, lokasinya tak jauh dari pondok pesantren. Kerjasamanya insyaAllah dengan Rumah Sakit Islam Banjarnegara, kami sudah ada perbincangan dengan Direktur RSI Banjarnegara, semoga niat menolong itu bisa diijabah Allah,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, Direktur RS Islam Banjarnegara dr Agus Ujianto membenarkan adanya rencana tersebut, dengan niat membantu sesama membesarkan Banjarnegara dengan membangun panti rehabilitasi itu.

“Komitmen kami, membantu masyarakat. RS Islam sudah ada poli jiwa rawat jalannya, sebentar lagi ada bangsal jiwa juga. Nah jika ada panti rehabilitasinya di Pondok Pesantren Alif Baa, harapan kami, ini menjadi jalan menolong secara paripurna,” tandasnya. (ook)

Beri komentar :
Share Yuk !