Dinkes Terus Lakukan Pelacakan, 14 Kelompok Gowa Terindikasi Positif

 

PURWOKERTO-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas terus melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang berhubungan dengan kelompok Gowa. Pasalnya hingga kemarin sebanyak 14 orang terindntifikasi positif. Dinas Kesehatan akan terus melakukan rapid test dan tracking sebagai bentuk penanganan wabah Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan hingga kemarin sudah melakukan pelacakan. Selain itu juga sudah melakukan rapid tes. Positif sebanyak 14 orang. Dari 14 orang positif yang berangkat ke Gowa sekitar 11 orang. Sisanya adalah orang-orang yang melakukan kontak dengan orang yang berangkat ke Gowa.

Terkait informasi yang didapatkan pihaknya terkait kelompok Gowa Sadiyanto mengaku sedikit terlambat. Terbaru dia menjelaskan, ada 61 orang yang berangkat ke Gowa, Makassar. “Informasi ke kami agak terlambat. Informasi pertama kami dapat 38, yang terbaru kami dapat 61,” imbuhnya.

Untuk kasus Kober Sadiyanto memaparkan, akan terus melakukan tracking. Tracking dimaksudkan agar penanganan cepat dilakukan dan memutus mengatisipasi penyebaran wabah.

“Kober itu kan satu, tapi Istrinya anaknya cucunya sudah bergaul dengan siapa saja kita cari. Tracking kita cari dia bergaul dengan siapa saja,” jelasnya.

Masih menyisakkan 28 pihaknya akan melanjutkan rapid test. 28 orang tersebut tersebar di 8 kecamatan. “kita akan terus lakukan pelacakan,” jelasnya

Di Purbalingga 10 Orang

Jamaah Ijtima asal Kabupaten Purbalingga yang pulang dari Gowa pada akhir Maret lalu, kembali diperiksa tim medis, Jumat (17/4). Pemeriksaan akan berlanjut besok (hari ini,red). Hasil pemeriksaan sementara menggunakan Rapid Test di 7 kecamatan, menghasilkan 10 orang positif/reaktif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM menjelaskan, sebenarnya saat pulang 26 Maret lalu, mereka sudah diperiksa dan diminta isolasi diri mandiri di rumah. Masa inkubasi sudah dilewati 14 hari dan melihat kondisi saat ini, pemeriksaan dilakukan kembali.

“Harapan kami, hasil rapid test kan bisa menipu, jadi akan kita lanjutkan test Swab. Semoga hasil swab negatif. Meski begitu, keluarga jamaah itu diminta tetap mengisolasi diri,” tegas Hanung, Jumat (17/4) kepada Radarmas melalui telepon.

Hanung juga mengatakan, pemeriksaan lanjutan wajib dilakukan karena dikhawatirkan saat isolasi mandiri di rumah, ada yang kurang mematuhi aturan. Lalu tracingnya dengan lingkungan dan lainnya.

“Jika didapatkan hasil penelusuran masuk kategori Orang Dalam Pantauan (ODP), maka wilayah bersangkutan harus di lockdown, seperti saat Desa Gunung Wuled, Rembang yang lalu,” tambahnya.

Sementara itu, sampai kemarin malam, 10 orang positif itu sudah dilakukan langkah rujukan ke Rumah Sakit yang ditunjuk. Diantaranya ke RSUD dr Geoeteng Tarunadibrata Purbalingga dan RS lainnya.

“Yang positif/reaktif ini juga diduga ada juga yang anggota keluarga, bukan jamaah langsung. Ini yang sedang kita dalami,” ujarnya.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan OPD lain, tak hanya Dinkes, karena menyangkut banyak pihak.. Kondisi ini harus disikapi dengan bijak dan tetap waspada. Masyarakat juga diminta memahami dan segera melaporkan saat mendapatkan ada orang terkait kasus ini masih melakukan aktifitas diluar sampai bepergian.

Seperti diketahui, data awal kepulangan para jamaah itu ada 24 orang, namun ternyata jumlahnya berkembang dan datanya akan disampaikan kemudian. Yaitu pada tanggal 26 Maret lalu pulang menggunakan kendaraan dan diperiksa di terminal Bus Purbalingga. Saat itu juga sudah dilakukan pengecekan.

Mereka juga langsung ditetapkan ODP dan wajib isolasi mandiri di rumah. Hanya saja, pemgawasan saat itu seharusnya bisa berjalan baik dan mereka yang ODP harus sadar diri. Namun karena perkembangan situasi, akhirnya pemeriksaan lebih instensif kembbali dilakukan. (aam/amr).

SAMB: 10 di Purbalingga

Beri komentar :
Share Yuk !