Masih Ada 1.000 ODGJ Terbelenggu, RSI Banjarnegara Siap Launching Bangsal Jiwa

BANJARNEGARA – Hingga saat ini masih ada seribu orang lebih dengan gangguan jiwa (Odgj) di Jawa Tengah yang masih dalam kondisi terbelenggu. Jumlah tersebut tersebar di seluruh wilayah, dan masih menyerupai fenomena gunung es. Hanya terlihat di bagian permukaan saja.

Anita Mayasari Ns Perawat Klinik Jiwa Tumbuh Kembang Anak RSJD dr Amino Gondo Hutomo Jawa Tengah saat menjadi pembicara dalam pelatihan asuhan perawat jiwa di RSI Banjarnegara, Jumat (7/8). “Angka seribu itu mendekati angka pasti, dan bisa dipertanggungjawabkan. Ini menjadi masalah besar sebenarnya. Terbelenngu dalam pemasungan terjadi karena ketidaktahuan masyarakat, kondisi saat ini, kita medis harus turun tangan” kata Anita.

Anita menambahkan, secara resmi data yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Jateng pada September 2019 hanya pada angka 511 orang yang dipasung. “Kalau Dinkes menyebutnya 511 orang, tapi data lain lebih dari seribu orang,” terangnya.

Sementara, mengenai jumlah Odgj, ia menganalogikan dalam satu keluarga ada satu orang, dari lima orang anggota keluarga.

Dengan rencana berdirinya bangsal jiwa di Rumah Sakit Islam Banjarnegara medio Agustus ini ia berharap banyak membantu masyarakat yang alami gangguan jiwa di Banjarnegara.

“Ini langkah yang patut diacungi jempol, direktur dan jajarannya bergerak cepat, sarana prasarana, sumber daya manusia dan sebagainya disiapkan, semoga membantu menurunkan jumlah angka dengan gangguan jiwa di Banjarnegara,” tandasnya.

Sedangkan Kandar MKes, pembicara lainnya menyebutkan pengobatan untuk Odgj harus seumur hidup. Dan kedepan sudah tidak perlu lagi ada pemasungan, karena sejatinya Odgj itu bisa disembuhkan. “Odgj itu bisa disembuhkan, obatnya harus terus menerus ini perlu sekali peran lingkungan dan keluarga,” sebutnya.

Adanya dukungan yang simultan tersebut, ia berpendapat RS Islam Banjarnegara mampu membuat program ‘family gathering’ untuk penderita gangguan jiwa dan keluarganya.

“Ini soal pelayanan. Tetapi ini juga soal bagaimana keluarga terlibat aktif untuk proses penyembuhan penderita gangguan jiwa. Prinsipnya mereka itu tidak bisa hidup sendirian, mereka harus didampingi keluarga, model seperti inilah yang mempercepat penyembuhan, saya juga berharap tak ada lagi stigma bagi penderita gangguan jiwa,” tandasnya.

Sementara dalam kesempatan sama, Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto menyatakan pihaknya telah mempersiapkan sedikitnya ada 19 kamar di bangsal jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 12 bed untuk pria, 5 wanita, dan ada dua ruang isolasi.

“Ruangan insyaAllah sudah siap, tenaga sumber daya manusianya sedang kita latih, aturan aturan juga sidah siap. Semoga dalam waktu dekat segera kita launching,” kata Agus Ujianto. (rsib/ook)

Beri komentar :
Share Yuk !