Dihadapan 50 Ribu Petani se Jateng, Jokowi Janjikan Subsidi Pupuk Rp 14 Triliun

PURWOKERTO – Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinan terkait krisis pangan global yang dialami sejak tahun 2020. Menurutnya dunia saat ini berada dalam ketidakpastian ekonomi, dipicu oleh krisis keuangan dunia yang tidak terkecuali sektor pangan akibat pandemi COVID-19. Situasi tersebut juga berdampak langsung terhadap Indonesia yang kesulitan mendapatkan bahan baku pupuk.

Perang di Ukraina pada awal 2020 turut memperparah situasi dengan berhentinya ekspor 77 juta ton bahan baku pupuk dari Ukraina dan 130 juta ton dari Rusia.

Presiden menyampaikan bahwa dampak perang tersebut meluas hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia, yang menghadapi kesulitan mendapatkan bahan baku pupuk dari kedua negara tersebut.

“Pupuk sebagai bahan baku utama di sektor pertanian mengalami kenaikan harga, menyebabkan masalah serius bagi masyarakat,” ujar Presiden, Selasa 2 Januari 2024, di Gor Satria Purwokerto.

Untuk mengatasi hal ini, Presiden Joko Widodo mencanangkan penambahan subsidi pupuk sebesar 14 triliun rupiah pada tahun 2024, meskipun keputusan ini masih harus disetujui oleh DPR.

Ia juga mengaku sudah berkordinasi dengan Direktur Utama Pupuk Indonesia, guna memastikan kesiapan untuk menghadapi peningkatan subsidi, dengan alokasi 1,2 juta ton bersubsidi dan 500 ribu ton komersil untuk semester kedua tahun ini.

Menurut Jokowi, menteri Pertanian juga menyatakan bahwa penerima subsidi pupuk tidak lagi memerlukan kartu tani, namun cukup dengan KTP.

Presiden menekankan pentingnya mengoptimalkan produksi pupuk dan padi dalam negeri untuk menghindari ketergantungan pada impor.

“Kita tidak boleh impor beras, meski sulit, seiring pertambahan penduduk, maka produktivitas harus ditingkatkan,” tambahnya.

Upaya peningkatan produksi padi dan jagung menjadi fokus, di mana kerjasama dengan Babinsa dan PPL di lapangan diharapkan dapat memastikan pemakaian pupuk yang tepat.

Lebih lanjut diungkapkan saat ini 22 negara telah menghentikan ekspor beras untuk cadangan pangan dalam negeri masing-masing.

Indonesia diharapkan dapat meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan pada pasokan global.

Dengan penambahan subsidi dan stok pupuk, diharapkan produktivitas panen padi di Jawa Tengah dapat meningkat.

Petani menyambut Baik

Mendengar ungkapan presiden, para petani menyambut baik. Bahkan mereka bersorak dan bertepuk tangan.

Tak dipungkiri selama ini pasokan pupuk tersendat hingga mengganggu produktivitas panen.

Salah satu pengecer pupuk tingkat kecamatan yang hadir dari Magelang ibu Anis mengungkapkan, pasokan pupuk tidak menentu, bahkan dua tahun terakhir jumlahnya menurun.

Dalam satu bulan ia bisa mendistribusikan 40 ton pupuk ke petani.

” Kalo memang mau ditambah, alhamdulillah, nanti bisa semakin mudah menyalurkan ke petani, ” ungkapnya.

Beri komentar :
Share Yuk !