dr Novita Sabjan Inisiator PSC 119 Satria, Permudah Warga Akses Layanan Gawat Darurat

PURWOKERTO – Keinginan dr Novita Sabjan, MM sederhana. Dia ingin memberi inspirasi, menolong, dan penyemangat orang lain. Berbagai inovasi dilakukan. Terutama di bidang pelayanan. Kesungguhan ini pulalah yang mengantarkan dirinya meraih beragam prestasi. Salah satunya inovasi Sistem Aplikasi Terpadu Rujukan dan Informasi Ambulance Gawat Darurat Kabupaten Banyumas yang digarap bersama timnya di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Aplikasi tersebut dinamai Public Safety Center 119 (PSC 119) Satria.

PSC 119 Satria ini pernah masuk top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Masih dalam rangkaian Hari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang jatuh pada 24 Oktober (kemarin), mencoba mengulas profil dr Novita Sabjan, MM inisiator PSC 119 Satria.

Dalam kehidupan sehari-hari, kerap dijumpai korban atau pasien yang mengalami gawat darurat medis. Biasanya terjadi karena karena gagal pernapasan, sirkulasi darah, kesadaran terganggu, pendarahan hebat, luka bakar atau patah tulang. Keterlambatan penanganan kerap menyebabkan kematian. Berlatar belakang inilah, aplikasi PSC 119 Satria dibuat oleh dr Novita Sabjan bersama timnya di bawah Dinas Kesehatan Banyumas. Aplikasi dibuat saat dr Novita masih menjabat Kepala Seksi Pelayanan dan Rujukan di Dinas Kesehatan Banyumas. Meski saat ini menjabat di Kasi Surveilan Imunisasi dan KLB namun kadang masih terlibat memberi masukan tentang pengembangan aplikasi ini.

Bisa Didownload di Playstore

Aplikasi PSC 119 Satria ini bisa didownload oleh semua masyarakat Banyumas di playstore. “Ini sistemnya mirip gojek. Namun yang datang adalah mobil ambulance dan perawat yang dibekali kemampuan penanganan gawat darurat,” ujar dr Novita.

Menurutnya saat ada warga yang menghubungi call centre maka lokasinya langsung terdeteksi di call centre. Nah Puskesmas terdekat akan menuju lokasi tersebut, guna melakukan penanganan awal. Perawat tersebut juga akan mengirim aplikasi rujukan ke rumah sakit. Data pasien dan kondisinya segera masuk rumah sakit yang ditunjuk. “Bel di rumah sakit tersebut akan berdering. Dan rumah sakit tersebut sudah menerima data pasien itu guna penanganan lebih lanjut, sehingga waktunya lebih cepat,” ujarnya.

Ia mengatakan saat ini 39 Puskesmas di Banyumas idealnya siap bergerak jika ada panggilan gawat darurat. Setiap puskesmas rata-rata memiliki dua mobil ambulance. Selain itu sudah ada 23 rumah sakit negeri dan swasta yang bekerjasama dengan aplikasi ini. “Aplikasi ini sedang terus dikembangkan dan terus disosialisasikan ke masyarakat sehingga bisa diterapkan dengan baik,” kata dia.

Dekat Dengan Masyarakat

Perempuan yang pernah menjadi dokter teladan tingkat kabupaten dan provinsi di 2014 dan 2015 ini mengawali karir sebagai PNS Fungsional Dokter di Puskesmas 1 & 2 Sumbang di tahun 2003. Dia juga pernah menjabat sebagai Plt Kepala Puskesmas 2 Sumbang. Prestasinya cemerlang kala menjabat Kepala Puskesmas 1 Cilongok dari tahun 2010 sampai 2017.

Saat menjabat Kepala Puskesmas Cilongok ini dia membuat perubahan besar pada pelayanan Puskesmas. Puskesmas yang awalnya hanya mengelola anggaran operasional senilai Rp 79 juta setahun, melalui perbaikan pelayanan mampu menjadi Puskesmas BLUD dengan mengelola anggaran Rp 600 juta di 2014. Dan terakhir pada tahun 2017 sudah mampu mengelola Rp 4 miliar anggaran. Itu tak lepas dari meningkatnya pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada Puskesmas.

Selain membangun manajemen yang baik upaya yang ia tempuh adalah membangun kedekatan dengan masyarakat. Temu dengan pelanggan puskesmas digelar sebulan sekali. Kotak saran selain ada di puskesmas juga disebar di semua poliklinik kesehatan desa. Semua kritik dan saran direkap, guna untuk mengetahui keinginan masyarakat. Perbaikan manajemen dan fasilitas juga dilakukan. Mulai dari fasilitas ruangan hingga pelayanan.

“Keinginan saya saat itu sederhana, semua masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan baik. Mendengar setiap keluhan dan masukan mereka. Kita bicarakan dan kita carikan solusinya bersama,” ujar dia.(*/tom)

Beri komentar :
Share Yuk !