Gelar Rapat Bersama, Fortasi Ajak Masyarakat Terapkan Kearifan Lokal Deteksi Ancaman Bencana

BANYUMAS- Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, yang baru saja melewati musim kemarau panjang, kini menghadapi potensi bencana banjir dan longsor dengan memasuki musim penghujan. Meskipun hujan belum merata dan intensitasnya masih rendah, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Eddy Wahono, seorang pengamat lingkungan dan pembina Forum relawan lintas organisasi Banyumas Fortasi, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Dia menyatakan bahwa pembersihan saluran drainase dan sungai di wilayah perkotaan adalah langkah krusial untuk mencegah banjir.

Daerah-daerah yang rentan terhadap banjir tahunan seperti Kecamatan Sumpiuh dan Tambak, serta sejumlah desa di sekitarnya, perlu melakukan langkah-langkah preventif. Desa-desa seperti Karanggedang, Selandaka, Kemiri, Grumbul Karet Sumpiuh, Kuntili, Prembun, Gebangsari, dan lainnya diimbau untuk memantau kondisi tanggul dan melaporkan kerusakan segera.

Eddy Wahono juga menyoroti potensi longsor di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Gumelar, Ajibarang, Sumpiuh, Tambak, dan Kemranjen. Masyarakat setempat dan relawan diminta untuk melakukan pemantauan terhadap rekahan tanah dan melaporkan temuan tersebut kepada pihak berwenang.

Menanggapi risiko bencana yang tinggi, Wahono mengajak masyarakat dan relawan untuk lebih memahami kearifan lokal serta aktif bergabung dalam Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Pembinaan terus-menerus pada FPRB di setiap desa diharapkan dapat melahirkan relawan tangguh yang siap bertindak saat bencana melanda.

Dengan adanya imbauan ini, diharapkan seluruh lapisan masyarakat Banyumas dapat bersama-sama menghadapi tantangan musim penghujan demi menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.

Beri komentar :
Share Yuk !