Pelepah Pisang Dijadikan Sabun Cuci Tangan Anti Bakteri

INOVASI : Mahasiswa FTS UMP berhasil menciptakan sabun cuci tangan anti bakteri dari pelepah pisang.

PURWOKERTO-Masa pandemi tidak menyurutkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) untuk terus berinovasi. Terbukti, Tim Program Kreativitas Mahasiswa- Penelitian (PKM-P) Program Studi Teknik Kimia, berhasil menciptakan sabun cuci tangan anti bakteri dari pelepah pisang.

Mereka adalah Ramah Falah Maulidina, Novi Astuti dan Riska Anisa Wahyadi.
Dengan memproduksi sabun cuci tangan anti bakteri yang ramah lingkungan dari bahan alam, mereka berhasil meraih juara 1 dalam ajang Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah 2021.

“Kami mengambil tema produksi sabun dari limbah organik yang didasarkan pada fakta bahwa semenjak Pandemi Covid-19 jumlah permintaan sabun cuci tangan terus melonjak, bahkan sempat terjadi kelangkaan stok dipertengahan hingga akhir tahun 2020. Sementara Anjuran pemerintah untuk mencuci tangan dengan sabun terus digencarkan untuk menekan penularan pandemi Covid-19,” kata Novi Astuti salah satu anggota tim yang juga kader IMM UMP, Selasa (2/11/2021).

Novi bersama timnya melihat adanya potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari limbah sabun. Melihat kondisi tersebut, mereka melakukan inovasi dengan alternatif bahan surfaktan alami yang ramah lingkungan dan memiliki sifat antiseptic dengan saponin dari pelepah pisang.

“Salah satu bahan alam tersebut adalah saponin dari pelepah pisang. Pemilihan objek penelitian berupa pelepah pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum L) adalah karena selama ini pelepah pisang dianggap sebagai limbah yang belum termanfaatkan secara optimal. Padahal di sisi lain limbah pelepah pisang menyimpan berbagai senyawa bioaktif bermanfaat,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tanaman pisang merupakan salah satu komoditas unggulan Banyumas, Jawa Tengah, sehingga bahan baku akan selalu ada sepanjang tahun. “Jadi saponin diekstrak dari pelepah pisang ambon dengan pelarut organik. Saponin yang telah diperoleh selanjutnya dikarakterisasi dan diformulasikan menjadi sediaan sabun bersama bahan pendukung lain, seperti gliserin, parfum dan lain sebagainya,” jelasnya.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa produk sabun yang diberi nama “Bambino atau kepanjangan dari Banana Midrib-Bio Hand Soap tersebut menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik sabun cair cuci tangan yang diatur dalam SNI 2588:2017.

“Selain itu sediaan sabun juga memiliki sifat anti bakteri dan nilai BOD serta COD telah memenuhi baku mutu sesuai PERMEN LHK Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik,” ungkapnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Dini Nur Afifah mengatakan banyak mahasiswa Teknik Kimia yang tertarik melakukan penelitian di bidang Pengolahan dan Konversi Limbah.

“Saat ini penanganan limbah tidak lagi sekedar untuk mencegah kerusakan lingkungan, tapi diarahkan pada produksi teknologi tepat guna. Prototype sabun cuci tangan yang telah dihasilkan oleh Tim PKM-P Teknik Kimia diharapkan dapat terus disempurnakan hingga nanti dapat dinikmati manfaatnya oleh khalayak umum, terutama saat masa Pandemi Covid-19,” pungkasnya. (nov/tgr)

Beri komentar :
Share Yuk !