Warga RT 02 RW 04 Desa Klahang Lestarikan Tradisi Ronda Malam

SOKARAJA – Tiga orang lelaki tampak duduk santai di pos ronda, sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng. Ketiganya tampak mengenakan pakaian santai, kaos, celana panjang, dan jaket tebal sebagai pelapis untuk menghangatkan badan di tengah dinginya udara malam.

Waktu menunjukan jam sebelas malam. Yatiman selaku ketua RT 02 RW 04 Desa Klahang kecamatan Sokaraja, yang malam itu kebagian jadwal ronda datang lebih awal. Bersama dua rekannya Upik Prasetio dan Supeno. Ketiganya masih menunggu kedua rekanya yang masih belum datang.

Ronda malam yang sudah berjalan dua tahun kebelakang memang menjadwal 5 sampai 6 orang setiap malam. Beberapa menit kemudian tampak kedua rekan mereka yang memang mendapatkan jadwal malam itu pun datang ke pos ronda.

Tak ada peralatan khusus yang dibawa dalam kegiatan ronda. Di pos sudah disediakan beberapa perlengkapan keamanan seperti senter dan kentongan. Beberapa jenis minuman seperti kopi dan teh juga sudah disiapkan di pos.

Tradisi yang orang dahulu lakukan ini memang sengaja dihidupkan kembali oleh warga RT 02 RW 04 Desa Klahang Kecamatan Sokaraja, dengan tujuan menjaga keamanan lingkungan.

Tradisi yang sekarang lebih di kenal dengan istilah sistem keamanan lingkungan (siskamling) ini dilakukan secara bergilir oleh masing masing kepala keluarga.

Dalam prakteknya, ronda malam bukan hanya sekedar aktivitas berjaga dari hal hal yang tidak diinginkan saja. Tetapi hal positif lainnya adalah menjaga silaturahim antar warga, yang mungkin jarang ketemu karena kesibukan masing masing.

Mereka bisa saling berbincang bincang dan bertukar pikiran. “Ronda malam ya jadi ajang silaturahim kita” kata Supeno salah satu warga.

Perkembangan teknologi dan internet juga dimanfaatkan oleh warga untuk saling mengingatkan jadwal ronda. Ketika ada salah satu warga yang berhalangan hadir harus ada pemberitahuan kepada rekan rekan setimnya.

Diakhir bulan ketua RT dan pengurus akan mengevaluasi, siapa saja yang jarang atau bahkan tidak pernah berangkat ronda.

Meskipin tidak ada sangsi administrasi atau denda paling tidak ada sangsi sosial dari masyarakat. Warga yang jarang berangkat ronda akan merasa malu dengan sendirinya.

Ronda malam disekitar pemukiman warga dengan jumlah rumah mencapai 50 ini di mulai menjelang tengah malam dan berakhir sampai menjelang subuh.

Setelah satu atau dua jam di pos, dua hingga tiga orang berkeliling sambil mengambil jimpitan disetiap rumah yang jumlahnya lima ratus rupiah setiap malamnya.

Ada yang menarik dalam proses pengambila jimpitan. Setiap malamnya ada team kreatif yang merekam kemudian di bikin video untuk di upload di akun youtube.

“Nah kalau ada hasilnya rencana akan digunakan untuk dana sosial bagi warga” Kata Upik Prasetio salah satu team kreatif warga.

Mudah mudahan apa yang kita lakukan ini bermanfaat untuk banyak orang serta semakin menambah kerukunan warga, seperti nama ronda kami yaitu ronda guyub rukun, pungkasnya.(wrs)

Beri komentar :
Share Yuk !