Pertamina RU IV Cilacap Gelar Audit Supreme

CILACAP – PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap belum lama ini melaksanakan Assesment- Sustainability Pertamina Expectations for HSSE Management Excellence (Supreme). Hal itu guna memastikan pelaksanaan sistem manajemen Health, Safety, Security & Enviroment (HSSE) sudah sesuai dengan hirarki lingkup operasi dan berjalan dengan konsisten serta efektif, terutama dalam hal pengendalian risiko HSSE.

Supreme yang digelar selama empat hari sejak 30 November lalu itu hadir menjawab tantangan, situasi dan harapan untuk Pertamina menuju kelas dunia dengan penerapan tata nilai 6C, dari ketersediaan sistem pengelolaan manajemen risiko HSSE yang mempunyai karakteristik process oriented & generative.

Opening audit berlangsung di ruang rapat Puskodal lantai 2 gedung Head Office dipimpin langsung Senior Manager Operation & Maintenance RU IV Didik Subagyo, Manager HSSE, Manager Engineering & Development dan diikuti oleh semua champion, fasilitator auditee dan auditor yang terhubung secara online melalui M-teams.

Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan mengatakan, sebelum pelaksanaan assessment telah dilakukan pengukuran survey budaya HSSE pada tanggal 30 November 2020, yang dilaksanakan dengan metode kuisioner dan interview kepada tim management, pekerja dan mitra kerja.

Dijelaskan, audit supreme di Pertamina merupakan sistem manajemen untuk mengintegrasikan praktik-praktik HSSE terbaik berkelas dunia yang terstruktur dan sistematis pada tingkat korporat, direktorat, maupun unit operasi, dan anak perusahaan Pertamina.

“Sekaligus untuk memastikan bahwa praktik-praktik HSSE tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan bisnis secara keseluruhan,” jelasnya.

Di tengah dinamika organisasi dan tantangan pertumbuhan Pertamina, lanjut dia, maka seluruh pekerja Pertamina dan mitra kerja Pertamina harus memiliki kinerja yang melampaui syarat minimum peraturan/ perundangan undangan yang berlaku.

“Ini untuk memastikan efektifitas dalam mencegah kecelakaan kerja serta mengoptimalisasi kinerja perusahaan & keberlanjutan bisnisnya,” terang Hatim.

Secara online pula para auditee lalu mengikuti tahapan interview ‘Proses dan Ekspektasi’ mulai dari proses 1 hingga proses 8. Dalam hal ini auditor bertindak sebagai coach untuk berdiskusi dan memberikan solusi. Auditor juga bertindak menjadi partner bagi auditee dalam melihat kecukupan, kepatuhan dan efektifitas sistem pengelolaan risiko HSSE.

Selesai tahap interview dilanjutkan dengan kegiatan plant tour online area RFCC, LNHT Isome, RFCC dan area 70 dengan menunjukkan evidence berupa dokumentasi area-area dimaksud. Dan apabila terdapat temuan audit, maka akan dilakukan komunikasi diinternal Perusahaan/unit operasi.

Audit Supreme diharapkan bersifat generative, kata Hatim atau berorientasi pada perbaikan secara efektif melalui sistem manajemen risiko HSSE di Perusahaan/unit operasi Pertamina.

Ditambahkan, kegiatan audit adalah bagian dari siklus peningkatan mutu yang dapat didefinisikan ke dalam empat langkah Pengelolaan System Management Resiko HSSE melalui siklus Plan-Do-Check and Action (PDCA).

“Maka tidak ada target visualisasi maturity, perolehan sertifikat atau pencapaian level,” tutup Hatim. (gin)

 

Beri komentar :
Share Yuk !