Guru Penggerak Cilacap Gelar Webinar

PENGUSAHA MILENIAL: Pelaksanaan webinar mengisi waktu mendukung gerakan Jateng di rumah saja. (Istimewa)

CILACAP – Pandemi menjadikan siswa lebih banyak waktu di rumah. Waktu luang itu sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membuat konten YouTube yang berkualitas dan memiliki nilai jual. Hal itu diungkapkan youtuber muda Muhammad Fario, dalam webinar bertajuk “Tips Jitu Jadi Pengusaha Milenial dan Youtuber Handal” yang digelar Guru Penggerak Kabupaten Cilacap melalui platform google meet, Minggu (7/2).

Pria yang akrab disapa Rio itu mengungkapkan, jika konten YouTube yang digemari dan banyak viewer tidak selalu memiliki kualitas gambar yang bagus dan memakai kamera canggih. “Banyak youtuber yang subscribernya jutaan modalnya hanya kamera handphone. Konten yang mereka buat juga hanya hal-hal seputar keseharian. Iwan misalnya, ia orang biasa, dan hanya bercerita tentang membeli ikan cupang, makan bakso dan hal-hal yang remeh. Tapi viewer nya jutaan. Atau yang suka game online, bisa juga tidak hanya jago main tapi diyoutubkan, penggemarnya juga banyak” ungkap Rio.

Untuk menjadi youtuber, tambah Rio, selain kontinuitas dalam membuat konten, juga diperlukan tipikal orang yang asyik. “Coba diantara kalian kalau ada anak yang asyik, ajak buat konten. Peluangnya besar untuk menjadi youtuber yang handal. Tapi perlu diingat, saya wanti-wanti, buatlah konten yang positif saja agar menjadi barokah,” tandas Rio dihadapan layar peserta yang kebanyakan siswa SMA di Kabupaten Cilacap.

Guru Penggerak dari SMAN 1 Cipari Een Nuraeny selaku koordinator kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan tersebut digelar selain dalam rangka menyukseskan program Jateng Di Rumah selama dua hari, juga untuk mendidik generasi muda agar bijak dalam memanfaatkan media sosial.

“Di masa pandemi ini, para remaja jelas lebih dekat dengan Sosmed ketimbang gurunya. Karenanya, mereka butuh diarahkan agar bersosial media dengan bijak. Sukur-sukur setelah ini mereka bisa berwirausaha memanfaatkan sosial media,” kata Een.

Pendamping Guru Penggerak yang juga Pengawas Sekolah Kabupaten Purbalingga Arsyad Riyadi juga mengungkapkan hal serupa. Ia ingin aksi nyata Guru Penggerak yang didampinginya juga peka terhadap masalah yang ada di masyarakat. “Siswa belajar di rumah, seharian memakai gawai, kalau tidak dibekali hal positif seperti ini maka akan menjadi masalah karena dunia maya bak pisau bermata dua. Harapannya para Guru Penggerak bisa membuat program yang kontekstual dan solutif untuk masyarakat,” pinta Arsyad.(gin/acd)

Beri komentar :
Share Yuk !