Polres Cilacap Musnahkan 32 Ribu Petasan

Kapolres Cilacap menunjukan salah satu kemasan petasan yang siap untuk dimusnahkan

CILACAP – Untuk kedua kalinya Kepolisian Resor Cilacap memusnahkan barang bukti puluhan ribu petasan beserta dua kilogram bubuk bahan petasan hasil operasi Ketupat Candi 2021 di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap. Pemusnahan dilakukan oleh Tim Gegana Jibom Polda Jawa Tengah di lapangan tembak Maos, Selasa (18/5).

Pemusnahan barang bukti petasan tersebut disaksikan langsung Kapolres Cilacap beserta perwira jajaran dan Forkopimcam Maos serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.

Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi didampingi para Kasat dan Forkopimcam serta Toga dan Tomas mengatakan, pemusnahan barang bukti petasan kali ini merupakan yang kedua kali selama bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri.

Polres Cilacap Musnahkan 32 Ribu Petasan_banyumas ekspres
Tim Gegana Jibom Polda Jateng memasang pemantik yang digunakan untuk memusnahkan mercon di lapangan tembak Maos

“Ini merupakan tahap kedua, sebelumnya pemusnahan petasan tahap pertama dilaksanakan sebelum lebaran. Barang bukti yang dimusnahkan merupakan hasil operasi penyakit masyarakat seminggu sebelum lebaran hingga operasi ketupat berakhir. Dengan hasil 32 ribu petasan berbagai ukuran dan 2,5 kilogram obat petasan,” kata Kapolres Cilacap, Selasa (18/5).

Disebutkan, barang bukti petasan sebanyak itu disita dari sejumlah wilayah kecamatan, diantaranya Kroya, Nusawungu, Gandrungmangu.

“Termasuk di wilayah distrik Cilacap Kota,” ungkapnya.

Dijelaskan, terkait teknis pemusnahan yang dilakukan oleh Tim Gegana Jibom Polda Jateng diantaranya dibakar. Sebelum dibakar, sebagian petasan dikupas dan obatnya dikeluarkan lalu dimusnahkan secara terpisah.

BACA : Tiga Kades Berharap Perubahan Status Jalan Singaraja

“Pemusnahan petasan dengan menggunakan standar safety, dengan jarak aman. Sehingga pemusnahan dilaksanakan di lapangan tembak,” jelasnya.

Menurutnya, petasan ini merupakan salah satu tradisi yang salah, karena banyak disalahgunakan dari pembuatan mercon.

“Petasan ini menjadi tradisi turun temurun. Tapi belakangan ini, standar keselamatan dari para pengguna maupun peracik atau pembuat mercon sendiri itu kurang diperhatikan. Sehingga banyak memakan korban, baik korban jiwa, harta benda maupun membuat lingkungan yang tidak nyaman,” ujarnya.

Diharapkan, kejadian yang lalu menjadi pembelajaran. Karenanya, kedepan bagi masyarakat untuk lebih mematuhi keamanan dan ketertiban. Khususnya menjelang Idul Fitri maupun kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan masyarakat yang lain tidak menggunakan bahan mercon. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !