BALI-Salah satu peristiwa sakral dalam hidup adalah pernikahan. Dimana calon mempelai pria dan wanita saling mengucap janji suci sehidup semati. Sebelum proses pernikahan terjadi, biasanya calon mempelai sudah mempersiapkan berbagai rencana jelang pernikahan. Namun apa jadinya jika salah satu pihak membatalkan rencana tersebut secara mendadak?
Peristiwa memprihatinkan tersebut nyata terjadi di Banjar Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. Calon mempelai wanita terpaksa menikah tanpa didampingi calon mempelai pria.Pasalnya, calon mempelai pria mendadak membatalkan rencananya, dua hari sebelum prosesi pernikahan berlangsung.
Akun Instagram @memomedsos mengunggah video mengharukan, yakni wanita bernama Ni Putu Melina terpaksa harus menikah tanpa adanya calon mempelai pria, Rabu (12/1/2022). Calon suami Melina yang masih satu banjar mengatakan tidak mau “nyentana”. Nyentana sendiri memiliki makna pihak laki-laki dipinang oleh pihak perempuan dan upacara perkawinannya dilaksanakan di rumah perempuan.
“Setelah H-2 mau acara tiba-tiba keluarganya datang untuk menyampaikan perkataannya berubah tidak mau nyentana,” kata Melina di akun TikTok pribadinya.
Walaupun pihak laki-laki membatalkan nyentana, namun pihak keluarga dan Melina sendiri memutuskan melanjutkan proses upacara pernikahan, meski tidak adanya sang calon suami. Pasalnya, semua perlengkapan upacara telah disiapkan.
“Apa yang terjadi dengannya kami semua tidak tahu. Sudah dipersiapkan semuanya kenapa baru bilang tidak mau nyentana,” ucap Melina.
“Saya terpaksa menikah tanpa suami demi keluarga. Bersyukur, keluarga sangat baik dan temen juga selalu mensupport,” sambungnya.
Melihat momen itu, sejumlah netizen ikut enyayangkan keputusan yang diambil keluarga calon mempelai pria.
“Lakinya ga bisa nahan godaan menjelang hari H,,” komentar salah seorang netizen.
“Yg cantik aja masih bisa di tinggalin,” sahut netter lain.
“Ga masalah sih dia nikah tanpa suami . Yg jadi masalah kenapa calon laki nya harus kabur , mana udah deket hari H,” tulis netizen lainnya. (*)
