Pendekatan Storytelling Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Nama : Nur Cahyati,S.Pd
Mapel : B Inggris
Sekolah : SMP N 2 Kemangkon

Di dunia yang semakin saling terhubung, kemampuan berkomunikasi secara
efektif dalam bahasa Inggris memungkinkan individu untuk terlibat dengan lingkungan
informasi, ide, dan budaya yang lebih luas. Siswa yang belajar dan membekali dirinya
dengan kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris akan memiliki kesempatan yang lebih
terbuka dalam menghadapi dunia kerja di masa mendatang. Oleh karena itu belajar bahasa
Inggris sangat penting agar siswa memiliki keterampilan bahasa Inggris yang baik.

Namun, jalan untuk memperoleh keterampilan bahasa Inggris memiliki tantangan
tersendiri. karena siswa seringkali mengalami keterbatasan untuk terlibat dalam lingkungan
berbicara yang interaktif, adanya penekanan yang berlebihan pada nilai ujian di sekolah, dan
kecemasan terhadap bahasa asing, yang turut serta menghambat pembelajaran dan
keterampilan bahasa inggris (Yen, Hou, & Chang, 2015). Guru juga sering menghadapi
tantangan seperti rendahnya efikasi diri dalam keterampilan bahasa Inggris secara lisan dan
pengetahuan pedagogi yang kurang memadai, sehingga memerlukan pelatihan yang
ditargetkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (Chen & Goh, 2011). Sementara,
siswa diharapkan memiliki motivasi yang kuat dan perlu difasilitasi dengan pendekatan
belajar yang menarik. Untuk itu, guru harus kreatif dalam merencanakan dan memfasilitasi
pembelajaran bahasa Inggris agar siswa mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik.

Guru perlu merancang pembelajaran bahasa Inggris dengan memperhatikan
karakteristik siswa, materi pembelajaran, metode dan sumber daya lain yang memadai guna
mendukung proses dan tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran bahasa inggris serta
menarik minat siswa ialah dengan story telling.

Story Telling merupakan penjelasan tentang gagasan, keyakinan, pengalaman
pribadi, dan pelajaran hidup melalui cerita atau narasi yang membangkitkan emosi dan
wawasan yang kuat. Metode ini secara signifikan membantu mengembangkan kemampuan
berbicara, mendengarkan, kosa kata, dan memori, serta keterampilan membaca dan menulis
pada pelajar EFL. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam
menggunakan bahasa Inggris (Vecino, 2016). Dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan
menggunakan storytelling, guru perlu menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga bahasa Inggris dapat digunakan secara nyata dan alami di kelas. Selain itu, guru dapat
memperbaiki kesalahan berbicara siswa secara langsung dengan menulis di papan tulis atau
layar proyektor sehingga siswa dapat mengetahui dan memperbaiki pemahaman mereka.

Penggunaan metode storytelling dianggap memiliki beberapa kelebihan, seperti
memfasilitasi retensi dan penggunaan kosakata, yang penting untuk meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis (Otoluwa et al., 2022).

Storytelling dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan telah menunjukkan respon yang
memuaskan dari siswa, khususnya pada pembelajar usia muda (Simorangkir, 2021).
Untuk menerapkan pembelajaran bahasa inggris dengan storytelling, guru perlu
mengatur ruang kelas untuk meningkatkan interaksi dan kenyamanan belajar siswa.
Misalnya, atur meja kursi siswa dalam bentuk lingkaran atau setengah lingkaran untuk sesi
bercerita, menyediakan ruang untuk kegiatan kelompok, dan memastikan ruangan memiliki
penerangan yang baik dan menarik secara visual.

Pembelajaran dapat diawali dengan aktivitas pemanasan yang menyenangkan dan
menarik. Ini bisa berupa permainan bahasa sederhana, diskusi interaktif singkat, atau
kegiatan kreatif lain yang mendorong siswa untuk dapat berbicara dan berinteraksi dengan
nyaman. Guru perlu mendorong siswa untuk mendengarkan secara aktif, menanggapi dengan
hormat, dan mendukung teman sekelasnya serta menetapkan norma-norma seperti
mengangkat tangan untuk berbicara, bertepuk tangan setelah presentasi, dan memberikan
umpan balik positif untuk menciptakan suasana kelas yang bersahabat. Guru dapat mengajak
siswa mengekspresikan kepribadian dan minatnya melalui pemilihan topik cerita, pilihan
dalam kegiatan kelompok, atau membawa barang atau cerita pribadi untuk dibagikan.

Guru dapat menerapkan storytelling interaktif, dimana siswa tidak hanya
mendengarkan tetapi juga dapat berpartisipasi. Hal ini dapat dilakukan melalui bermain
peran, memprediksi hasil cerita, mengajukan pertanyaan, atau menambahkan cerita.
Gunakan alat bantu visual, alat peraga, musik, atau teknologi untuk membuat storytelling
menjadi lebih menarik. Elemen-elemen ini dapat membantu menghidupkan cerita dan
memenuhi gaya belajar yang berbeda.

Guru perlu menggunakan penguatan positif untuk mendorong partisipasi dan
upaya siswa dalam pembelajaran. Puji siswa atas kontribusi, penggunaan bahasa, kreativitas,
dan kerja tim mereka. Hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri dan memotivasi siswa untuk terus berpartisipasi dalam pembelajaran. Di akhir setiap sesi,
berikan waktu untuk refleksi dan umpan balik. Imbaulah siswa untuk membagikan apa yang
mereka nikmati, pelajari, dan bagaimana perasaan mereka mengenai kegiatan tersebut.

Refleksi ini membantu memperkuat pembelajaran dan membuat siswa merasa didengarkan
dan lebih bermakna.
Meskipun pembelajaran bahasa inggris dengan storytelling dapat meningkatkan
keterampilan lisan, namun memerlukan latihan secara teratur di depan audiens untuk
membantu siswa mengatasi hambatan dan mendapatkan kepercayaan diri (Silviyanti et al.,
2022). Untuk itu guru bahasa Inggris harus cermat dalam merencanakan, mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran sesuai kemampuan dan karakteristik siswa, dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang memadai

Beri komentar :
Share Yuk !