Purbalingga Belum Memerlukan RS Darurat

PURBALINGGA – Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Purbalingga terus meningkat. Berdasarkan data terakhir, BOR rumah sakit sudah nyaris 90 persen.Meski, demikian Pemkab Purbalingga belum memerlukan rumah sakit darurat mengantisipasi membeludaknya pasien Covid-19.

Hal itu diungkapkan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Jumat (9/7). “Saat ini kami masih memaksimalkan rumah sakit (rujukan Covid-19),” katanya.

Dijelaskan, pihaknya juga sudah menambah tempat tidur perawatan pasien covid-19 di RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata. “Kami membuka ruang satu grade di bawah ICU dengan 26 bed,” jelasnya
Meski demikian, penambahan ruang dan tempat tidur itu juga langsung terisi penuh terus. “Alhamdulillah. Setiap hari ada yang sembuh atau membaik. Sehingga tempat tidurnya bisa digunakan oleh pasien lainnya. Jadi masih bisa menampung pasien,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga memaksimalkan tempat isolasi terpusat di gedung eks SMPN 3 Purbalingga.
“Bagi pasien yang memiliki gelaja sedang hingga ringan dirawat di gedung eks SMPN 3 atau isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan petugas medis. Namun, jika gejalanya sedang hingga berat dirawat di rumah sakit,” jelasnya.

Jika nantinya terus terjadi lonjakan pasien, bupati menjelaskan, akan “menyulap” RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata sebagai rumah sakit khusus Covid-19. Seluruh ruang perawatan akan dijadikan ruang perawatan pasien Covid-19. Sedangkan pasien umum akan dirujuk ke sejumlah rumah sakit lainnya.
Meski demikian, pemkab akan menyiapkan bangunan Puskesmas Gambarsari untuk rumah sakit darurat. Jika nantinya rumah sakit dan ruang isolasi terpusat benar-benar sudah tak mampu menampung pasien. (tya)

Beri komentar :
Share Yuk !