20 Film Karya Guru Ditayangkan di Bioskop

BANJARNEGARA – 20 Film karya guru Banjarnegara ditayangkan di bioskop Surya Yudha Cinema. Pemutaran film ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Film ini karya guru Program Organisasi Penggerak (POP) Tahun 2021 dan Pembukaan POP Tahun 2022.

Baca Juga : PDAM Banjarnegara Segera Beralih ke Sumber Air Gravitasi

Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSM) Heni Purwono mengatakan pemutaran film ini digelar sebagai bagian dari memperingati Hari Pendidikan Nasional, pembukaan POP sekaligus ajang perpisahan dengan Plh Bupati Banjarnegara yang akan berakhir masa jabatannya 22 Mei mendatang.

“Kita ingin mengapresiasi 20 film dokumenter karya guru, dan juga mempersembahkannya kepada Plh Bupati Banjarnegara yang juga lama meniti karier sebagai guru,” ungkapnya, kemarin. Dia berharap pemutaran film ini menginspirasi para guru untuk terus kreatif berkarya.

Ketua Pokja Kemitraan dan Pengembangan Komunitas Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Eko Budi Hartono yang hadir dalam kegiatan itu juga berharap film karya guru tersebut dapat dipakai dalam pembelajaran di semua jenjang.

“Saya sangat gembira di Banjarnegara menghasilkan karya-karya film yang sangat bagus untuk pembelajaran. Harapan saya, mudah-mudahan ini dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, agar siswa meningkat kemampuan literasi dan karakternya,” harap Eko.

Eko menjelaskan, program POP seperti ini akan dijalankan selama tiga tahun, hingga tahun 2023 yang dijalankan oleh lebih dari 100 Ormas di 7.567 sekolah sasaran di Indonesia.

“Mas Menteri ingin, praktik baik dalam pengelolaan pendidikan yang selama ini dijalankan Ormas seperti YSMI di Banjarnegara, dapat diterapkan di semua sekolah di Indonesia,” tandas Eko.

Salah satu film karya guru yang diputar di bioskop yaitu Mutiara dari Bukit Bintang. Film dokumenter itu mengisahkan tentang mantan Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo.

Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin mengatakan selalu mengingat Sulistyo yang merupakan murid kesayangannya ketika ia mengawali karier sebagai guru SD di Kalitengah. “Mengingat nama Sulistiyo, hati saya selalu merasa perih. Ia meninggalkan kita di penghujung perjuangannya meningkatkan harkat dan martabat guru,” kenangnya.

Baca Juga : Petugas Gabungan Gagalkan Pengiriman Bahan Baku Miras di Banjarnegara

Syamsudin juga selalu ingat Sulistyo saat SD yang selalu mengucapkan: selamat siang Pak, sekalipun hari masih pagi. “Sebuah kata yang masih menjadi misteri sampai kini,” kenang Syamsudin.(drn)

Beri komentar :
Share Yuk !