RSI Luncurkan POCBIH

Bantu Sesak Nafas Gejala Ringan saat Pandemi

BANJARNEGARA – Inovasi terus dikembangkan Rumah Sakit Islam Banjarnegara di saat pandemi. Kini hadir POCBIH (Portable Oxygen Concentrator Banjarnegara Islamic Hospital). Sebuah alat portabel yang berguna untuk membantu pasien covid 19 agar bisa bernafat saat dilanda sesak nafas.

Dua staf Litbang Pemeliharaan Alat dan Gas Medik RSI atas petunjuk dan arahan serta evaluasi direktur, Evan Wisik Prabowo dan Nokta Arvianto yang melakukan penelituan hingga membuat alat tersebut.

Direktur RSI dr Agus Ujianto SpB mengatakan, alat temuan bagian litbang RSI ini sangat membantu pasien covid 19 bergejala ringan, serta pasien asma yang membutuhkan bantuan oksigen dalam waktu lama.

“Pasien pasien covid gejala ringan dan pasien TBC yang butuh maintanence lama bisa menggunakan alat ini. Mudah sekali selama ada listruk dan air steril yang bisa diisi ulang berkali kali,” kata Agus yang juga ahli biomedis dan pernah menjadi dosen fisika Fakultas Kedokteran Unissula ini.

Terkait penggunaan, Agus akan membuat keputusan sebagai terapi inhalasi ini agar membuat 50 alat yang bisa digunakan untuk pasien. Bisa juga ditambah minyak esensial, minyak kayu putih, untukelegakan pernafasan. “Bisa untuk pasien di rumah sakit, juga yang di rumah rumah, karena alatnya ringan dan portable. Untuk, inhalasi juga bisa kita tambahkan minyak esensial. Dalam diskusi dengan pak Gubernur Jateng, alat semacam ini bisa dimanfaatkan karena kondisi darurat,” sebutnya.

Evan Wisik mengatakan, alat hasil karya mereka menggunakan alat sederhana yang sudah diteliti selama dua bulan dan dirakit dua mingguan.

Ada tiga komponen alat yang dibutuhkan, yaitu dua aerator yang biasa digunakan di akuarium ikan, selang berukuran 0.25 mm, serta flow meter yang berguna mengukur aliran udara yang masuk ke tubuh. Dalam flow meter ada gelas ukur yang ada air steril.

“Jadi manfaat alat ini, membantu pasien yang alami kesulitan bernafas, sebagai penghasil oksigen murni. Hanya saja alat sederhana ini bersifat membantu masuknya oksigen sebagaimana bernafas normal. Kalau dilihat ukurannya sekitar 21 persen,” kata Evan.

Sedangkan gas oksigen yang kini langka, bisa masuk ke tubuh melalui slang oksigen sebesar 95 persen. “Kalau kita masih 21 persen setelah kita ukur. Namun ini sudah sangat membantu jika diaplikasikan bagi pasien suspect covid saat oksigen terus alami kelangkaan,” tambah Evan.

Secara teknis alat ini bekerja, udara bebas divakum masuk ke dua aerator, kemudian disalurkan melalui slang ke flow meter, dimana disitu ada air steril. Melalui slang yang sudah terhubung alat pengukurnya disalurkan melalui slang ke hidung pengguna. (nugroho)

Beri komentar :
Share Yuk !