Merespon Gempuran Gaya Hidup Mewah Dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Literasi Ekonomi Sejak Dini

Oleh: Agus Pramono, SE
Guru : Ekonomi
Sekolah : SMP Negeri 4 Mrebet Purbalingga

Di era digital saat ini, penggunaan media sosial sejalan dengan aspek sosial, budaya, dan ekonomi dari status kelas sosial penggunanya. Hal ini dapat melibatkan persepsi dan membentuk gaya hidup mewah (Yates & Lockley, 2018). Literasi ekonomi, dikombinasikan dengan penggunaan media sosial, mempengaruhi perilaku konsumsi.

Hubungan ini terutama terlihat di kalangan masyarakat yang menyoroti pentingnya literasi ekonomi dalam memahami dan merespons promosi barang mewah di media sosial (Muttaqin, Noviani, & Sudarno, 2022).

Literasi ekonomi merupakan keterampilan penting dalam lingkungan global yang kompleks.

Hal ini mencakup berbagai kompetensi dan pengetahuan yang memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif mengenai sumber daya keuangan yang dimiliki.

Ini mencakup pengetahuan tentang konsep keuangan utama seperti penganggaran, tabungan, investasi, dan pengelolaan utang. Memahami prinsip-prinsip seperti nilai waktu dari uang, suku bunga, dan perencanaan keuangan sangatlah penting (Y. Vlasenko, 2022).

Mengingat pentingnya literasi ekonomi, sumber daya manusia kita dilatih melalui pembelajaran ekonomi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dipelajari di sekolah, dimana saat usia sekolah merupakan saat yang tepat untuk membangun dasar kemampuan literasi ekonomi.

Pelatihan literasi ekonomi yang efektif idealnya dimulai sejak dini (Michael Jacob, 2016). Pemahaman ini sangat penting untuk partisipasi aktif mereka dalam masyarakat dan untuk menghadapi tantangan ekonomi sehari-hari (Jenkins & Nelson, 2000).

Menguasai prinsip-prinsip ekonomi memungkinkan siswa menjadi pengambil keputusan yang kompeten. Keterampilan ini sangat penting dalam memahami dan menavigasi perekonomian, yang merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat modern (Haskell & Jenkins, 2003).

Dampak negatif dari kurangnya kemampuan literasi ekonomi dapat berakibat pada buruknya kondisi kesehatan dan penurunan kualitas hidup. Misalnya, tekanan finansial dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan hidup secara keseluruhan (Glenn et al., 2021), dan tingkat literasi ekonomi yang rendah berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi (Parker, Wolf, & Kirsch, 2008).

Pendidikan ekonomi di sekolah berperan penting dalam membentuk kemampuan analitis dan pengambilan keputusan siswa SMP.

Mengidentifikasi model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran ekonomi sangat penting untuk menumbuhkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi dan penerapan praktisnya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam memfasilitasi pembelajaran ekonomi yaitu Problem-Based Learning (PBL).
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui proses pemecahan masalah dunia nyata.

Dalam konteks pendidikan ekonomi bagi siswa sekolah menengah pertama, PBL dapat sangat
efektif dalam mengembangkan pemikiran kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan
pemahaman konsep ekonomi yang lebih mendalam.

Terdapat beberapa langkah umum yang dapat dipertimbangkan guru untuk memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan literasi ekonomi, diantaranya: Pertama, perkenalkan siswa pada masalah ekonomi dunia nyata. Tahap ini menetapkan konteks dan merangsang minat. Sangat penting untuk menyajikan isu yang aktual dan relevan dengan pengalaman dan pemahaman siswa (Alberida et al., 2018).

Kedua, siswa dibimbing oleh guru untuk mengidentifikasi aspek-aspek kunci dari masalah ekonomi yang dikenalkan pada langkah pertama. Fase ini mendorong siswa untuk mengartikulasikan pemikiran dan pertanyaan awal mereka tentang masalah, yang membantu dalam proses pembelajaran.

Ketiga, tahap ini melibatkan pengumpulan informasi yang relevan dengan masalah. Siswa dapat memanfaatkan buku teks, sumber online, wawancara, atau data ekonomi dari berbagai sumber lain. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan fakta, teori, dan konsep yang dapat membantu dalam memecahkan masalah.

Keempat, setelah data dikumpulkan, siswa mengaturnya secara sistematis.

Langkah ini penting dalam pendidikan ekonomi, karena melibatkan pemahaman dan interpretasi data dan indikator ekonomi.


Kelima, siswa menganalisis data yang terorganisir untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan prinsip. Dalam ilmu ekonomi, hal ini dapat melibatkan analisis tren pasar, kebijakan ekonomi, atau perilaku konsumen.

Keenam, berdasarkan hasil analisis mereka, siswa mengembangkan solusi potensial terhadap masalah tersebut. Tahap ini mendorong kreativitas dan penerapan teori ekonomi pada skenario dunia nyata.
Ketujuh, siswa mempresentasikan solusinya melalui laporan, presentasi, atau diskusi. Fase ini membantu dalam mengembangkan keterampilan komunikasi dan kemampuan mengartikulasikan ide-ide ekonomi dengan jelas.

Berbekal literasi ekonomi yang memadai, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) diharapkan tidak mudah terjebak pada perilaku dan gaya hidup mewah, dengan memiliki kemampuan untuk memahami dunia mereka, siswa dapat menyusun prioritas serta membuat keputusan yang rasional mengenai masalah-masalah pribadi, ekonomi dan sosial yang penting dan bermakna dalam berkehidupan di lingkungan masyarakat.

Beri komentar :
Share Yuk !