Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Libatkan Perguruan Tinggi

BANJARNEGARA – Peran perguruan tinggi dinilai sangat penting dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Pelibatan perguruan tinggi sangat efektif mengatasi persoalan yang ada seperti rehab rumah tidak huni.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Banjarnegara Singgih Haryono mengatakan peran perguruan tinggi sangat efektif dalam mengatasi persoalan yang ada.

Baca Juga : Dikukuhkan Jadi Pengurus MPPK PB IDI, dr Agus Ujianto : Dorong Pengembangan Teknologi Kedokteran di Era AI

Dia menyebut di Kabupaten Blora, berkat kerja sama dengan perguruan tinggi angka stunting di kabupaten tersebut menjadi yang terendah di Jawa Tengah.

“Kita ingin meniru Blora, berkat kerja sama dengan perguruan tinggi, sekarang angka stuntingnya terendah di Jawa Tengah,” ungkapnya. Peran perguruan tinggi di Blora dalam mendampingi ibu hamil yang berpotensi stunting, mampu menekan angka stunting secara signifikan.

“Di Banjarnegara, STIE Tamansiswa telah membantu merehab rumah yang tidak layak menjadi layak huni,” kata dia. Rumah yang dimaksud yaitu milik Ibu Narimah di RT 01 RW 05 Desa Majalengka Kecamatan Bawang, Senin (25/4).
Pihaknya sangat mengapresiasi peran STIE Tamansiswa Banjarnegara dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui rehab rumah tidak layak huni dan kegiatan lainnya seperti program non fisik dalam peningkatan UMKM dan program pendampingan lainnya.

Baca Juga : Perangkat Desa Baru di Banjarnegara Nantinya Ikuti Pra Jabatan

Ketua STIE Tamansiswa Banjarnegara Lustono mengatakan STIE tidak hanya memberikan pembelajaran kepada mahasiswa, tapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu komponen Tri Darma Perguruan Tinggi dilaksanakan sesuai dengan permasalahan yang ada di Banjarnegara. “Alhamdulillah rehab rumah milik Ibu Narimah bisa terlaksana dengan baik dan mudah-mudahan bermanfaat,” kata dia. Kegiatan ini juga merupakan peran STIE Tamansiswa dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Banjarnegara.

Dia berharap dengan pengabdian masyarakat ini, pertumbuhan ekonomi menggeliat dan kemiskinan bisa dikikis. Pihaknya menaruh perhatian pada di 25 desa yang miskin ekstrem di lima kecamatan. Baik melalui peningkatan kapasitas UMKM, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan perekonomian desa.

Warga penerima program bedah rumah merasa sangat senang karena rumahnya direhab. “Sebelum direhab kalau hujan selalu bocor. Sehingga kasurnya harus dilipat,” ujarnya. Kini setelah direhab, atapnya tak lagi bocor dan rumahnya layak dihuni.(drn)

Beri komentar :
Share Yuk !